Setiap kata memiliki fungsi dan peranan yang berbeda dalam membentuk kalimat. Berikut ini penjelasan singkat mengenai kelas kata :
1. Kata Benda (nomina)
1. Kata Benda (nomina)
a.
Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang, dan
penyair.
b.
Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan.
c.
Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, dan jauhnya.
d.
Berimbuhan gabung pe-an, seperti pembangunan,
pengembangan, dan pelebaran.
e.
Berimbuhan gabungan per – an, seperti
pertemuan, pertambangan dan persatuan.
f.
Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilan,
kebijaksanaan dan kekayaan.
g.
Bisa diikuti dengan frase “yang” …. atau “ yang
sangat” misalnya : jalan (yang bagus), pemuda (yang sangat rajin).
2. Kata Kerja (verba)
a. Kata-kata yang dapat diikuti oleh frasa dengan
…….., baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang
menyatakan penyerta, disebut kata kerja, misalnya:
1)
Pergi (dengan adik)
2)
Berjalan (dengan gembira)
3)
Menulis ( dengan musuh)
b.
Kata kerja dasar seperti : pergi, pulang,
tulis, tanya dll.
c.
Kata kerja berimbuhan seperti:
1)
awalan Me-, seperti kata-kata menulis, membaca
dan melihat.
2)
awalan ber-, seperti kata-kata berdiri,
berlatih dan berkuda
3)
awalan di-, seperti pada kata-kata ditulis,
dibaca, dan dilihat
4)
awalan ter-, seperti pada kata-kata tertulis,
terbaca, dan terlihat.
5)
awalan per-, seperti pada kata-kata perpanjang,
percepat, dan persingkat
6)
akhiran–kan, seperti pada kata-kata tuliskan,
abacakan, dan damaikan
7)
akhiran –i, seperti pada kata-kata tulisi,
datangi dan diami
3. Kata Sifat (adjectiva)
a. Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata
keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata yang berimbuhan se – /
-nya. Contoh :
- indah ( indah sekali, seindah-indahnya)
- Bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)
- indah ( indah sekali, seindah-indahnya)
- Bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)
b. Tempat kata sifat pada tingkat frase adalah
dibelakang kata benda yang sifatnya, misalnya besar, indah dan kecil. Contoh :
rumah besar, pemandangan indah.
c. Dalam gabungan kata berupa idiom kata sifat
dapat menduduki posisi awal atau berada dimuka kata benda. Misalnya : Panjang
tangan, yang berarti pencuri.
d.
Gabungan kata bermakna perbandingan, kata sifat
tersebut terletak dimuka kata benda. Misalnya merah delima, manis jambu.
e.
Pada tingkat klausa/ kalimat kata sifat dapat
menduduki fungsi, predikat, seperti : anak itu nakal, adikku gemuk sekali
4. Kata
Ganti (Pronomina)
a.
Kata ganti orang pertama (mengganti diri orang
yang berbicara):
- Saya
- Aku, ku
- Kami
- Kita
Contoh : Adik bertanya kepada paman, “Paman, bolehkah saya kerumah Paman?” (saya = adik)
- Saya
- Aku, ku
- Kami
- Kita
Contoh : Adik bertanya kepada paman, “Paman, bolehkah saya kerumah Paman?” (saya = adik)
b.
Kata ganti orang kedua (mengganti orang yang
diajak bicara)
- Kamu
- Engkau
- Anda
- Kalian
Contoh : Mengapa kemarin kamu tidak sekolah?’ tanya Hasan pada Ali temannya sekelas.
- Kamu
- Engkau
- Anda
- Kalian
Contoh : Mengapa kemarin kamu tidak sekolah?’ tanya Hasan pada Ali temannya sekelas.
c.
Kata ganti orang ketiga (mengganti diri orang
yang dibicarakan)
- Ia
- Dia
- - nya
- Beliau
- Mereka
- Mendiang
- Almarhum
Contoh : Hasan adalah murid baru dikelas V. Ia tinggal di Jalan Surabaya. ( Ia = Hasan)
- Ia
- Dia
- - nya
- Beliau
- Mereka
- Mendiang
- Almarhum
Contoh : Hasan adalah murid baru dikelas V. Ia tinggal di Jalan Surabaya. ( Ia = Hasan)
5. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata ini memberi penjelasan pada kalimat/bagian kalimat lain yang sifatnya tak menerangkan keadaan/ sifat.
Kata ini memberi penjelasan pada kalimat/bagian kalimat lain yang sifatnya tak menerangkan keadaan/ sifat.
a. Kepashan yaitu kata, memang, pasti, justru.
b. Keraguan/kesangsian yaitu kalau, barangkali,
mungkin, kiranya, rasanya, agaknya, rupanya.
c. Harapan, yaitu kata-kata, seringkali,
sekali-sekali, sesekali, acapkali, jarang.
6. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau kumpulan.
Contoh : Kata bilangan utama satu, dua, tiga sebelas.
Kata bilangan tingkat pertama, kedua, kesebelas.
Kata bantu bilangan, seseorang, dua buah, seekor dan lain-lain.
Kaya bantu bilangan lain, setanggai, setandan, sehelai dan lain-lain.
Kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau kumpulan.
Contoh : Kata bilangan utama satu, dua, tiga sebelas.
Kata bilangan tingkat pertama, kedua, kesebelas.
Kata bantu bilangan, seseorang, dua buah, seekor dan lain-lain.
Kaya bantu bilangan lain, setanggai, setandan, sehelai dan lain-lain.
7. Kata Penghubung, kata sambung (Conjunctio)
Kata ini
digunakan untuk menghubungkan kata dengna klausa dengan klausa/kalimat dengan
kalimat. Contoh:
a.
Untuk akta penghubung sederajat: dan, dengan,
serta atau, sedangkan, selanjutnya, adalah dan lain-lain.
b.
Untuk penghubung tak sederajat : sebab, jika,
bila, sebagai, sehingga, sesudah dan lain-lain.
8. Kata Depan (Preposition)
Kata yang digunakan di muka kata benda untuk menghubungkan kata dengan klausa dengan klausa/kalimat dengan kalimat. Contoh kata depan:
Kata yang digunakan di muka kata benda untuk menghubungkan kata dengan klausa dengan klausa/kalimat dengan kalimat. Contoh kata depan:
a.
Tempat berada: di, pada, dalam, atas dan
antara.
b.
Arah asal : dari
c.
Arah tujuan: ke, kepada, akan dan terhadap.
d.
Pelaku : oleh
e.
Alat : dengan dan berkat.
f.
Perbandingan : daripada
g.
Hal/ masal : tentang, mengenai.
h.
Akibat : hingga, sampai
i.
Tujuan : untuk, buat. Guna dan bagi.
j.
Demi dan menurut.
9. Kata Sandang (Articula)
Dalam bahasa Indonesia kata sandang digunkan menjadi penentu didepan kata nama diri, kata perkerabatan, kata sifat, Sri dan Sang.
Contoh: Itu Si Hasan
Sang kancil telah sampai duluan.
Dalam bahasa Indonesia kata sandang digunkan menjadi penentu didepan kata nama diri, kata perkerabatan, kata sifat, Sri dan Sang.
Contoh: Itu Si Hasan
Sang kancil telah sampai duluan.
10. Kata Seru
Kata yang digunakan untuk menggungkapkan perasaan bahwa, misalnya: Karena kaget, terharu, marah, kagum, sedih dan lain-lain.
Contoh :
Kata yang digunakan untuk menggungkapkan perasaan bahwa, misalnya: Karena kaget, terharu, marah, kagum, sedih dan lain-lain.
Contoh :
a.
Kata seru berupa kata-kata singkat : wah, cih,
hai, o, nah, na, dan hah.
b.
Kata serupa berupa kata-kata biasa: aduh,
celaka gila, kasihan, bangsat ya ampun.
c.
Kata seru serapan: astaga, masya allah,
alhamdulillah.
11. Kata Sapaan
Kata sapaan
itu tak mempunyai penbendaharaan kata sendiri tetapi menggunakan kata-kata dari
perbendaharaan nama diri dan kata nama perkerabatan.
Contoh: San (Bentuk untuh : Hasan)
Li (Bentuk utuh : Ali)
Pak (Bentuk utuh Bapak)
Yah (Bentuk utuh Ayah)
Contoh: San (Bentuk untuh : Hasan)
Li (Bentuk utuh : Ali)
Pak (Bentuk utuh Bapak)
Yah (Bentuk utuh Ayah)
12. Kata
Penunjuk
a.
Ini : digunakan untuk menunjuk kata benda yang
letaknya relatif dekat dengan si pembicara
b.
Itu : digunakan untuk menunjuk benda yang letaknya
relatif jauh, contoh : Itu si Unyil, mobil itu di jual.
13. Kata Penyangkal
Kata penyangkal dalam Bahasa Indonesia adalah:
- Tiada, tak = saya tidak mengambil bukumu.
- Tiada, didaerah itu tiada air
- Bukan, ini bukan mangga.
- Tanpa, tanpa saya dia tak mau pergi.
Kata penyangkal dalam Bahasa Indonesia adalah:
- Tiada, tak = saya tidak mengambil bukumu.
- Tiada, didaerah itu tiada air
- Bukan, ini bukan mangga.
- Tanpa, tanpa saya dia tak mau pergi.
14. Kata
Tanya
Kata ini digunakn sebagai pembantu, didalam kalimat yang menyatakan pertanyaan. Contoh: apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, berapa , mana, kapan, bila, bilamana.
Kata ini digunakn sebagai pembantu, didalam kalimat yang menyatakan pertanyaan. Contoh: apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, berapa , mana, kapan, bila, bilamana.
15. Kata
Partikel
Kata yang
digunakan untuk penegasan
a.
– kah
(menegaskan).
Apakah isi
lemari ini ?
Cukupkah uang itu ?
Cukupkah uang itu ?
b.
–tah (digunakan pada akhir kata tanya dalam
kalimat tanya). Contoh:
Apatah dayaku menghadapi cobaan ?
Apatah dayaku menghadapi cobaan ?
c.
– lah
(menghaluskan dalam kalimat perintah).
Keluarkanlah
buku tulismu ?
d.
pun (penegasan).
saya tak tahu, dia pun tidak tahu ?
saya tak tahu, dia pun tidak tahu ?
e.
per- (menyatakan makna ‘setiap’ atau ‘mulai’)
Harganya Rp. 1.000,00 perlembar.
Gaji PNS naik per 1 April.
Harganya Rp. 1.000,00 perlembar.
Gaji PNS naik per 1 April.
0 comments :
Post a Comment