Morfem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Dengan adanya kata "terkecil" berarti satuan itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya. Contohnya dalam bentuk merusak terdiri dari morfem {me-} dan {rusak}. Bentuk {me-} merupakan sebuah morfem imbuhan yang dengan keberadaannya dapat mengubah makna bentuk yang diikutinya. Begitu pula morfem {rusak} yang merupakan morfem dasar yang memiliki makna leksikal. Morfem rusak tidak bisa dianalisis lagi menjadi {ru},{sak} karena keduanya tidak memiliki makna apa-apa.
Jenis Morfem
Dalam penuturannya morfem dibedakan menjadi morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem lain dapat langsung dapat digunakan dalam pertuturan. (Chaer, 2008:17) misalnya morfem {pergi},{pulang},{santai}. Morfem bebas adalah sebuah morfem dasar.
Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digabungkan dalam pertuturan. (Chaer, 2008:17). Morfem terikat ada yang berupa bentuk dasar ada pula yang berupa bentuk imbuhan. Morfem {juang},{henti},{geletak} adalah bentuk dasar yang terikat karena tidak dapat digunakan dalam pertuturan sebelum ditambah dengan imbuhan. Sedangkan morfem {kuyup},{kerontang} tidak dapat digunakan dalam pertuturan jika belum diikuti oleh morfem lain. Morfem {kuyup} dapat diikuti morfem {basah} untuk dapat digunakan dalam pertuturan, begitu juga morfem {kerontang} yang harus diikuti morfem {kering} menjadi {kering kerontang}.
Untuk lebih jelasnya sobat SBI dapat melihat gambar berikut:
Sumber referensi: Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses)
Baca juga : Kata dasar dan kata turunan
+
0 comments :
Post a Comment